Murur haji secara bhs berarti ‘melintas’, dan arti ini melukiskan skema haji yang amat mungkin jemaah hanya melintasi Muzdalifah tanpa bermalam.
Nantinya kawan baik yang mengikuti skema ini dapat diangkut pakai bus secara taraddudi, atau bolak-balik, terhadap malam tanggal 10 Zulhijjah.
Setelah selesai melakukan wukuf di Arafah menjelang malam, jemaah dapat segera dibawa menuju Mina. Sahabat mampu membaca niat mabit dari didalam bus kala berada di area Muzdalifah.
Skema murur haji ini udah dibahas secara mendalam didalam berbagai kitab ulama fiqih. Jika kawan baik ingin jelas lebih lanjut mengenai hukum dan tata cara pelaksanaannya, yuk review ulasannya tersebut ini.
Skema dan Cara Pelaksanaannya
Dalam syariat Islam, murur haji merupakan praktik yang diperbolehkan bersama dengan obyek utama melindungi keamanan dan keselamatan jemaah selama menggerakkan ibadah di Tanah Suci.
Menurut informasi dari laman alhijaz indowisata , murur dijalankan bersama dengan cara melintasi area tertentu sehabis jemaah selesaikan wukuf di Arafah. Nantinya, kawan baik dapat dibawa bersama dengan bus lewat Muzdalifah untuk menuju Mina.
Selama perjalanan ini, jemaah dibimbing untuk membaca niat mabit yang mampu diucapkan secara lisan atau di didalam hati.
أبيت هذه الليلة بالمشعر الحرام للحج قربة الى الله تعالى
Artinya: “Saya niat mabit terhadap malam hari ini di Masyarakat Haram untuk berhaji mendekatkan diri kepada Allah SWT.”
Skema murur mempunyai perbedaannya tersendiri, sahabat. Dalam skema ini, jemaah tidak harus berhenti atau bermalam di Muzdalifah seperti biasanya. Cukup bersama dengan melafalkan niat mabit kala kendaraan melintasi kawasan tersebut, jemaah udah memenuhi syarat.
Hal ini karena area Muzdalifah kerap kali benar-benar padat oleh ribuan jemaah lainnya. Kendaraan pun kebanyakan melaju perlahan, bahkan kadang berhenti karena lantas lintas yang penuh. Jadi, walaupun tidak bermalam, jemaah selalu seolah berdiam sejenak di area Muzdalifah.
Dampak Positif Murur Haji bagi Kesehatan Jemaah
Dilansir dari Kemkes.go.id, mengutarakan bahwa skema murur membawa pengaruh positif bagi kesegaran jemaah haji. Skema ini merupakan terobosan dari Kementerian Agama yang udah mendapat pertolongan dari para ulama. Dari aspek kesehatan, murur menunjang mengurangi kelelahan jemaah, yang tahun-tahun pada mulanya kerap berujung terhadap kelebihan kapasitas di sarana perawatan.
Contohnya, terhadap puncak haji 2023, banyak jemaah kelelahan dan harus dirawat di luar area perawatan. Namun, bersama dengan adanya skema murur terhadap tahun ini, semua jemaah mampu masuk ke area perawatan bersama dengan memadai area tidur yang tersedia.
Pemerintah Arab Saudi termasuk melaporkan bahwa sebagian besar jemaah yang dirujuk ke tempat tinggal sakit mampu dikembalikan ke hotel untuk istirahat. Skema ini amat mungkin jemaah menghemat kala bermalam di Muzdalifah, agar mereka mampu lebih banyak beristirahat di Mina dan terjaga kesehatannya.